Teks: Telson Hardani Foto: Istimewa
MAJALAH SUKSES. Yukk kita tos bro dulu sama pengusaha muda sukses asal Kota Cilacap ini. Pria dengan ciri khas penampilan rapi, necis dan macho khas kaum flamboyan ini bernama lengkap Romi Angger Hidayat. Nama bekennya kini adalah Bang Jabran.
Terlahir dari keluarga yang cukup berada, bukan berarti jalan hidup terutama bisnisnya mulus-mulus aja. Lika-liku, halangan – rintangan, jatuh bangun mewarnai perjalanannya. Banyak cerita pengalaman yang menarik untuk disimak dan dijadikan sebagi pelajaran.
Jago Bikin Film
Membuat film indie adalah salah satu kegemarannya yang dilakoninya sejak kecil. Bahkan, hingga kuliah pun hobi tersebut terus dijalankannya. Ia bertindak sebagai penulis skrip, sutradara, pengisi suara sampai editing. Multi tasking!
Lantaran karyanya tersebut, Ia pun menorehkan tinta emas dalam hidupnya. Sebuah prestasi yang hingga kini masih tersimpan dengan baik dalam memorinya. Sebuah video lucunya ditayangkan di sebuah stasiun televisi dan mendapatkan upah yang besar.
“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya dapat upah sebesar dua ratus ribu (rupiah) pada tahun 1992 dari RCTI karena video lucu saya ditayangkan stasiun TV tersebut. Rasanya bangga sekali waktu itu” kenangnya. Tentu saat itu usianya masih sangat belia.
Wajar saja jika kini ia punya usaha di bidang advertising yang salah satu menu-nya adalah pembuatan video untuk keperluan iklan atau branding. Tentu dikerjakan bukan sekedar sarana penyaluran hobi semata, namun professional. Digarap bersama tim-nya, Master Advertising yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman 110-B, Cilacap, Jawa Tengah.
Jago Bikin Komik Dan Demen Ngebut
Tak hanya menjadi movie maker, ia juga demen bikin komik yang dikirimkan ke beberapa tabloid. Komiknya tentang tokoh idolanya, Ksatria Baja Hitam tapi dipresentasikan ke dalam dunia nyata versi Romi.
Gara-gara Ksatria Baja Hitam pula ia jadi suka otomotif khususnya motor. Bisa dibilang speed freak alias maniak kecepatan. “Hari biasa harus bisa ngegas dengan kecepatan hingga 180 km/jam. Malam minggu bisa tembus di angka 220 km/jam” bilang pria yang tak pernah merokok itu.
Ia mengatakan bahwa sifat pemalunya bisa hilang ketika berada diatas motor, jadi liar dan muncul keberanian. Seringkali ketika traffic light berwarna hijau, ia memacu motornya hingga wheelie (melaju dengan roda depan terangkat, red). “Namun itu dulu ya,.hehe” selorohnya sembari tertawa. Honda NSR 150 R adalah salah satu motor favoritnya.
Kuliah Sambil Bisnis
Dasar jiwa entrepreneur, ketika masih menyandang status sebagai mahasiswa di Jogja pun sudah mulai berbisnis. Alumni STIE YKPN Management Angkatan ’99 dan Akademi Desain Visual Yogyakarta ini, sepulang kuliah, suka berjualan mainan di emperan di UNY.
Uang SPP diputarkannya sebagai modal. Dan ajaibnya, orang tuanya tak pernah menanyakan soal dari mana ia mendapatkan modal untuk usahanya tersebut.
Demi suksesnya kuliah, pernah juga menjadi desainer freelance di percetakan, gajian-nya adalah berupa makan malam! “Karena uang kos harus dipergunakan sehemat mungkin” jelas ayah dua orang anak ini.
Punya Banyak Bisnis
Selepas kuliah buka usaha jualan pulsa berlabel Burcell, namun belum berhasil. Tahun 2006 mulai merintis bisnis sebagai kontraktor konstruksi bangunan yang bertahan hingga 2011.
Proyek Pasar Ikan Higienis yang merupakan amanah dari pemerintah digarapnya pada tahun 2008, namun karena beberapa hal, hanya berjalan selama setahun.
Pada 2009,’ ada usaha tambahan berupa penjualan aksesoris handphone dengan nama Ultra Cell. Dari usaha ini, ia banyak mengambil hikmah. “Jika kita meniru usaha orang lain, belum tentu rejekinya pun sama. Meski bentuk, konsep maupun lokasinya sama” tandasnya.
Selain itu, Ia pun menjalakankan usaha franchise di bidang kuliner yang cukup sukses yaitu Big Burger dan Kebab Turki Babarafi. Usaha ini sudah berlangsung selama sebelas tahun (pertama buka pada 2006). Kebab Turki Babarafi masih eksis hingga kini.
Ditambah lagi dengan bisnis pangkas rambut moderen yang berlabel Arfa Barbershop. Tambah buanyak!
Sebagai seorang graphic designer dengan taste artistic serta kreatifitas yang tinggi, banyaknya usaha membuatnya jeli menangkap peluang lain, yaitu jasa advertising atau periklanan. Pada 2011, Master Advertising didirikan sebagai perusahaan yang punya slogan ‘Pengrajin Iklan’.
Tentu selain menerima klien dari luar, kebutuhan periklanan dari berbagai usahanya sendiri pun takkan lari ‘keluar’.
Jagoan Branding
Kini, bukan hanya sebatas order desain grafis, percetakan, baliho dan pembuatan movie branding saja, tapi juga merambah ke konsultan branding dan developer pembuatan tempat usaha semisal kafe, butik, restoran dan lain sebagainya dengan bendera baru bernama Jagoan Branding.
Karena usaha tersebutlah, kini Ia nge-brand dengan nama Bang Jabran yang merupakan singkatan dari Jagoan Branding. Soal ilmu branding sudah level mahir, terbukti dengan banyaknya klien yang sukses ditanganinya.
Beberapa nama yang diajak bermitra pun merupakan para pakar branding kelas nasional yang sudah malang melintang di jagad branding puluhan tahun. Diantaranya adalah Subiakto ‘Pak Bi’ Priosoedarsono, Asep Herna, Budi Hakim dan Rizky “Jimmy” Nur Zamzamy.
Rutin juga berbagi ilmu di acara-acara mentoring bisnis UMKM sebagai pembicara dengan materi branding.

Jago Bisnis Franchise
Pembesut Jeep Willys 1952 ini mengaku bahwa menjalankan usaha franchise membuatnya bisa belajar mengkomposisikan SOP (Standart Operating Procedure).
Ilmu itu selanjutnya digunakan sebagai bekal untuk membuka usaha barunya yang juga di-franchise-kan, Yosh Tea. Hasilnya, dalam kurun waktu tak terlalu lama, Yosh Tea berkembang pesat. Beberapa gerai dibuka bahkan hingga ke luar Jawa.
Beberapa usaha franchisenya berhasil membukukan kesuksesan yang gemilang. Prestasinya pernah bercokol di posisi 10 (sepuluh) besar. Dan pada 2017, outlet Kebab Turki Babarafi miliknya berhasil menyandang gelar sebagai franchise terbaik se Indonesia. Congratz!

“Semua saya dapatkan dari pengalaman hidup, bukan dari googling di internet” tegas pria yang sangat berterimakasih kepada istri tercintanya, Shanty Na’imah atas support-nya selama ini.
Ia yang mengaku sebagai orang bertipe insting itu kagum kepada seorang Master Mind Technology bernama Adi W Gunawan. Kepadanya, Ia belajar tentang teknologi pikiran. Menurutnya, “Apa yang kita fikirkan itulah yang terjadi. Jika kita berpikir hidup kita baik, maka hidup kita pun akan baik” tukasnya.
Fokus Keluarga, Bisnis dan Sedekah
Bebuka tahun 2018, Ia membuat sebuah resolusi. Seluruh komunitas bisnis yang diikuti dilepasnya, keluar. Lepas dari keorganisasian, silahturahim tetap lancar. Namun di komunitas sedekah, seperti Gerak Sedekah Cilacap, menjadi prioritas utama dikarenakan mendapat amanah sebagai wakil ketua Yayasan GSC.
Begitu pula ketika diminta untuk berpartisipasi di kegiatan-kegiatan komunitas sedekah lainnya tetap siap sedia.
Hal tersebut dilakukan karena ingin lebih banyak waktu untuk keluarga. Selama ini keluarga mendukungnya untuk aktif di banyak organisasi, namun dirasakannya kurang maksimal. Terutama soal waktu. Dan waktu buat keluarga pun kurang.
Sekarang waktu buat bersama istri tercinta dan kedua anaknya pun lebih banyak. Dengan mengutamakan keluarga, begitu banyak kemudahan didapatkannya.”Keridoan anak dan istri untuk memudahkan segala urusan” katanya.
Saran Untuk Pengusaha Start Up
Hakikat Kesuksesan menurutnya adalah bukan tentang apa yang sudah didapatkan, tapi tentang apa yang dibagikan. Ia pun tak pelit untuk berbagi pengalaman maupun ilmu terhadap siapa pun.
Salah satu tips untuk orang yang ingin sukses adalah harus giat belajar dan bangkit lagi ketika gagal.
Teknis yang sangat mendasar namun sangat penting yaitu harus mempunyai catatan daftar impian yang terulis rapih dalam dream book. “Harus detail dan tergambar secara nyata dalam pikiran” pesannya.
Untuk start up tulen, Ia manyarankan untuk jualin produk orang lain atau atau jadi reseller terlebih dahulu. Sambil mencari jati diri. Jika sudah ketemu (jati dirinya) barulah naik kelas menjadi pemilik bisnis. Itu lebih aman.
Menurutnya, jika ngejar brand, berat karena butuh biaya banyak. “Kecuali modal sudah cukup gak masalah”.
Kelemahan lain para pengusaha yang masih berada di level start up, terkadang karena terlalu bersemangat dan boros energi. Suka ‘berlari kencang’ di awal namun sebelum finis sudah kehabisan energi. Tahun pertama biasanya adalah waktu yang berat. Butuh perjuangan keras dan kesabaran serta konsistensi.
“Bisnis itu harus enjoy. Gak harus sesuai passion, asal bisa menikmati” pungkasnya kepada MajalahSukses.com sembari nyeruput minuman segar di Yosh Tea yang beralamat di Jalan Gatot Subroto Cilacap pada Selasa (23/1) lalu.
Tweet